Warga miskin tak terpantau, Pemkab dikecam

Selama ini, Juliyatmono mengatakan Pemkab hanya mengandalkan data berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) saja. Padahal data antara yang diterbitkan BPS, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun Jamkesda berbeda-beda. “Pemkab harus punya data sendiri yang riil dan benar-benar bisa menjadi acuan bersama melangkah dalam pelaksanaan program kerja. Tapi Pemkab selama ini malas dan hanya andalkan data BPS,” tegas Juliyatmono.
Juliyatmono mengatakan secara kelembagaan DPRD siap mengalokasikan anggaran membiayai pendataan warga miskin. Namun dengan jaminan Pemkab konsisten dan tidak mencla-mencle dalam melaksanakan program kerja. “Harus disepakati kriteria yang akan digunakan. Data inilah nanti yang digunakan sebagai acuan bersama,” katanya.
Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Romdloni menilai Pemkab kurang jeli terutama terkait pemberian bantuan kepada warga tidak mampu. Pejabat biasanya sering kali hanya mengetahui masalah di permukaan saja, tidak tahu kondisi hingga ke tingkat pelosok wilayah. Akibatnya masih banyak warga miskin yang tercecer belum menerima bantuan. “Dinas terkait kurang berkaca diri. Harusnya masalah itu (Potret kemiskinan-red) diakui dan diperbaiki,” pintanya.
Romdloni menuturkan kondisi masyarakat tidak mampu dan belum tersentuh apapun dari Pemkab masih banyak tersebar di wilayah ini. Menurutnya masih banyaknya data yang tercecer dikarenakan petugas bersangkutan enggan terjun ke lapangan dan melihat kondisi riil yang ada di lapangan. “Pemkab harus jujur berapa banyak warga miskin di Karanganyar. Jangan malu untuk mengakui,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar